PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM PENDIDIKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN DAYA SAING BANGSA

23/09/2010 23:14

Teknologi informasi serta Komunikasi dewasa ini berkembang cepat menurut deret ukur. Dari tahun ke bulan, dari bulan ke minggu, dari minggu ke hari, dari hari ke jam, dan dari jam ke detik! Oleh karena itulah para cerdik-cendekia sepakat pada suatu argumen, bahwa: informasi memudahkan kehidupan manusia tanpa harus kehilangan kehumanisannya.
Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan yang sebenarnya juga merupakan kegiatan informasi, bahkan dengan pendidikanlah informasi ilmu pengetahuan dan teknologi dapat disebarluaskan kepada generasi penerus suatu bangsa.

Pengaruh dari Teknologi informasi dan komunikasi terhadap dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dengan berkembangnya penggunaan Teknologi informasi dan komunikasi ada lima pergeseran di dalam proses pembelajaran yaitu:

(1) Pergeseran dari pelatihan ke penampilan,

(2) Pergeseran dari ruang kelas ke di mana dankapan saja,

(3) Pergeseran dari kertas ke “on line” atau saluran,

(4) Pergeseran fasilitasfisik ke fasilitas jaringan kerja,

(5) Pergeseran dari waktu siklus ke waktu nyata.

Sebagai media pendidikan komunikasi dilakukan dengan menggunakan media-media komunikasi seperti telepon, komputer, internet dan e-mail. Interaksi antara guru dan siswa tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Dengan adanya teknologi informasi sekarang ini guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan siswa. Demikian pula siswa dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyber space atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin poluper saat ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

E-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang belandaskan tiga kriteria yaitu :

(1)   E-learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi.

(2) Pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar.
(3) Memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.
Pada saat ini e-learning telah berkembang dalam berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, Distance Education, CLE (Cybernetic Learning Environment), Desktop Videoconferencing, ILS (Integrated Learning Syatem) dan  LCC (Learner-Cemterted Classroom), Teleconferencing, WBT (Web-Based Training).

Perkembangan Pendidkan di Era Globalisasi.

Kerjasama yang letaknya berjauhan secara fisik dapat dilakukan dengan lebih mudah antar pakar dan juga dengan mahasiswa. Padahal dahulu, seseorang harus berkelana atau berjalan jauh menempuh ruang dan waktu untuk menemui seorang pakar untuk mendiskusikan sebuah masalah. Saat ini hal ini dapat dilakukan dari rumah dengan mengirimkan email. Makalah dan penelitian dapat dilakukan dengan saling tukar menukar data melalui Internet, via email, ataupun dengan menggunakan mekanisme file sharring dan mailing list. Bayangkan apabila seorang mahasiswa di Sulawesi dapat berdiskusi masalah teknologi komputer dengan seorang pakar di universitas terkemuka di pulau Jawa. Mahasiswa dimanapun di Indonesia dapat mengakses pakar atau dosen yang terbaik di Indonesia dan bahkan di dunia. Batasan geografis bukan menjadi masalah lagi.

Di dalam bidang penelitian juga diperlukan Sharing information agar penelitian tidak berulang (reinvent the wheel). Hasil-hasil penelitian di perguruan tinggi dan lembaga penelitian dapat digunakan bersama-sama sehingga mempercepat proses pengembangan ilmu dan teknologi. Sebuah aplikasi baru bagi Internet yaitu Virtual university. Virtual university memiliki karakteristik yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang banyak.

Akselerasi Penerapan TIK di Tanah Air

Pertanyaan berikutnya adalah, jika secara mikro telah terdapat sejumlah institusi pendidikan di tanah air yang TIK-nya telah maju dan bersedia untuk melakukan kerjasama dalam format “shared services” dan “shared resources”, maka langkah apa yang harus dilakukan untuk mempercepat akselerasi adopsi TIK secara makro atau nasional? Bagi negara sebesar Indonesia, isu yang selalu mengemuka adalah masalah “scalability” dan “sustainability”. Bagaimana agar inisiatif pengembangan TIK ini dapat diduplikasikan dan direplikasikan secara cepat ke seluruh tanah air? Bagaimana agar masing-masing institusi pendidikan dapat memelihara TIK yang dimilikinya selama terus-menerus dan berkesinambungan? Secara konseptual, ada 3 (tiga) langkah yang dapat dilakukan seperti yang dijelaskan berikut ini.

Langkah pertama adalah dengan menggunakan model “multi level marketing”. Sekolah-sekolah atau kampus-kampus yang telah memiliki TIK canggih, baik yang dibangun sendiri maupun yang dibantu dengan dana dari pemerintah atau hibah luar negeri, membuka dirinya untuk dapat disambungkan ke institusi pendidikan mana saya yang tertarik – baik yang secara fisik berdekatan, maupun yang secara logis memiliki visi dan misi yang selaras. Jika hal ini dilakukan sampai level dua, maka dalam waktu cepat akan terdapat sejumlah komunitas sekolah dan/atau kampus yang memiliki fitur kapabilitas relatif sama dalam bidang aplikasi TIK.

 

Langkah Kedua yang perlu dilakukan adalah dengan menghubungkan keseluruhan node-node atau COE-COE yang tersebar di seluruh Indonesia. Jika langkah ini dilaksanakan, maka mendadak seluruh institusi pendidikan di Indonesia telah terhubung secara virtual, sehingga trafik interaksi antar lembaga-lembaga pendidikan dapat meningkat secara signifikan. Pada saat inilah maka nilai atau manfaat tertinggi implementasi TIK bagi dunia pendidikan nasional akan terasa. Kedua langkah ini secara langsung menjawan isu “scalability” yang dimaksud.

Langkah terakhir merupakan strategi untuk menjawab tantangan atau isu “sustainability”. Setelah memiliki trafik yang tinggi, akibat banyaknya interaksi dan transaksi antar institusi pendidikan, maka tibalah dilakukan inisiatif kerjasama dengan pihak lain dalam kerangka PPP (Public Private Partnerships). Melalui kerangka PPP ini, bertemu tiga pihak besar yaitu Akademisi, Bisnis, dan Government (baca: ABG). Mereka saling menjalin kesepakatan tertentu, yang tentu saja saling mendatangkan manfaat bagi masing-masing pihak, untuk membangun sebuah inisiatif berskala nasional untuk meningkatkan daya saing.